Connect with us

NEWS

Jerinx SID Pakai Kata Kasar, Gung In: Mengkritik Boleh, Tapi Gunakan Kata-kata Sopan

Published

on

Denpasar, JARRAKPOS.com – Praktisi pariwisata, I Gusti Ayu Agung Inda Trimafo Yudha (Gung In) menyampaikan kekhawatirannya akhir-akhir ini banyak masyarakat menyampaikan aspirasi dan pendapatnya di sosial media (Sosmed) dilakukan tidak santun bahkan sampai melontarkan kata-kata kasar. Secara khusus juga ditujukan kepada Gede Ari Astina, dramer Superman Is Dead alias Jerinx SID. Sebagai seornag ibu ia juga menyampaikan ketakutan, bila kata-kata kasar digunakan dan membias akan merusak tatanan komunikasi anak muda yang jauh dari budaya ketimuran (Nusantara).

1bl#ik#13/8/2020

“Yang sekarang menjadi konsen saya sebagai seorang ibu, lepas dari seorang pengusaha dan anggota dewan sekaligus ketua asosiasi. Seorang ibu saya merasa worry (khawatir, red) kalau bahasa-bahasa yang dilontarkan di sosial media, dimana aksesnya itu jutaan dengan membahasakan sat, cing gitu ya jing kalau angga salah. Kalau itu dibiarkan bagaimana anak-anak saya, anak-anak yang lainnya nanti kedepannya karena kita tau yang mengidolakan dia (Jerinx, red) banyak,” ujar Gung In di sela-sela kesibukannya menemani Puteri Indonesia 2020, Ayu Maulida Putri di Sanur, Rabu (26/8/2020).

Ditegaskannya, penggunaan bahasa yang dinilai tidak sopan saat berpendapat maupun mengkritik sama sekali tidak menjadi ukuran ketegasan, justru melunturkan etika dan tatanan kesopanan. Cucu pahlawan nasional I Gusti Ngurah Rai itu juga menyampaikan, berbeda pendapat dalam hal ini terkait pandemi Covid-19 yang dilontarkan Jerinx SID sah-sah saja, namun juga ditegaskan ada batasan agar tidak bertentangan dengan aturan yang dijalankan pemerintah baik dari pusat hingga ke daerah. Diingatkannya, jangan sampai kritik yang dilontarkan justru membawa dampak buruk dalam tatanan berpendapat bahkan memperkeruh suasana di tengah terpuruknya ekononi Bali.

1bl#ik-8/8/2020

“Saya juga orangnya fokal dan berada di negara demokrasi yang terpimpun, orang timur yang tau sopan santun. Dengan bahasa sat dan lain-lain itu dijadikan hal yng biasa, itu kita sebagai ibu worry anak kita kedepan bagaimana dan soaial media jutaan bisa melihat. Ke dua gak apa-apa kalau kita berbeda pendapat , Covid mau dibilang konspirasi mau dibilang Covid untuk menakut-nakuti atau APD tidak penting. Ok itu pendapat masing-masing. Tapi yang saya sayangkan cara penyampaiannya itu,” tandasnya.

Mengungkap bahwa Jeringx SID adalah salah satu teman satu angkatan saat duduk di SMA, Gung In juga menanyakan kemana soaok sahabat yang selama ini ia nilai kreatif dan fokal justru tidak mampu mengapresiasi tenaga medis yang telah menjalankan profeainya dengan baik. Bahkan sampai menuding IDI sebagai kacung WHO dengan memakai bahasa yang radikal dan tidak sopan, ini juga dinilai membuat komitmen bersama membangun image Bali terganggu. Terlebih Bali yang mengandalkan sektor pariwisata yang menghapkan terbangunnya kondisi kondusif dan mendukung penuh penerapan protokol kesehatan yang berlaku secara internasional.

1bl#bn-16/8/2020

“Kita tau sebebarnya tanggal 11 September akan membuka diri untuk internasional (wisatawan mancanegara, red). Kita NKRI ada pemimpin top-bottom (pisat hingga daerah, red), tidak bisa dibuka karena dianggap zona merah benar juga. Kondisi tidak memungkinkan siapa yang mau datang ke Bali. Selaku pelaku pariwisata dan ketua asoaiasi di sektor pariwisata kita harus mengangkat image Indonesia termasuk Bali bahwa Bali adalah pemerintahnya mendukung protokol kesehatan. Kalau misalnya gerakan yang melawan penerapan protokol ini dibiarkan berarti di luar itu Indonesia dianggap pembiaran. Dan tidak setuju atas penerapan protokol kesehatan di dunia saat ini,” ungkap Ketua DPD PUTRI Bali itu.

Tentu saja menurutnya apa yang dilakukan Jerinx SID berbanding terbalik dengan upaya dan harapan pemerintah dan seluruh komponen pariwisata dan dunia usaha di Bali dan umunya Indonesia dan dunia yang intinya ingin pandemi Cobid-19 cepat berakhir dan ekononi kembali tumbun. Pernah muda dan sempat menahkodai beberapa organisasi, Gung In berkeinginan seluruh anak muda Bali saat ini bisa berkomunikasi dengan sopan. “Saya tetap bangga dengan Jerinx tapi untuk saat ini kita ikuti hukum yang berlaku. Siapa yang benar sudah ada pasal-pasalnya. Saya juga suka mengkritik dan wartawan juga suka mengkritik, mana kritikan mana hujatan. Kita harus bisa mendewasakan diri bagainana kita berargunen dan berdemokrasi yang dewasa,” tandas Srikandi di DPRD Kabupaten Badung itu. eja/ama

Advertisement
Continue Reading
Advertisement