Connect with us

EKONOMI

Dinas Pertanian Bali Kampanyekan Gerakan Konsumsi Pangan Lokal

Published

on

Denpasar, JARRAKPOS.com – Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (Distan Pangan) Provinsi Bali terus mengkampanyekan Gerakan Konsumsi Pangan Lokal. Salah satunya untuk konsumsi pangan sumber karbohidrat selain beras, agar tidak terjadi ketergantungan karena banyak sumber karbohidrat lain selain beras yang lebih bergizi, lebih murah dan sehat karena tidak menyebabkan diabet. “Bahwa pangan sumber karbohidrat selain beras cukup banyak tersedia, seperti talas, ubi, ketala rambat, singkong bahkan yang khas di Bali antara lain sabrang dan suweg,” ujar Kadistan Pangan Provinsi Bali, Ir. Ida Bagus Wisnuardhana, M.Si, saat mengawali Kampanya Gerakan Konsumsi Pangan Lokal di kantornya, Jumat (26/6/2020).

Diterangkan Wisnuardhana, gerakan tersebut akan dilakukan secara simultan setiap hari Jumat yang diikuti dan diawali karyawan/wati di lingkungan Distan Pangan Provinsi Bali. Upaya tersebut dinilai sangat strategis karena tingkat konsumsi beras penduduk per kapita per tahun relatif masih cukup tinggi. Rata-rata nasional sebesar 130 Kg/kapita/tahun, sedangkan Bali rata-rata 99 Kg/kapita/tahun. “Salah satu bidang prioritas pembangunan Provinsi Bali sesuai visi ‘Nangun Sat Kerthi Loka Bali’ melalui Pola Pembangunan Semesta Berencana menuju Bali Era Baru adalah bidang sandang, pangan dan papan. Untuk bidang pangan fokus programnya antara lain kedaulatan pangan yaitu terpenuhinya kebutuhan pangan krama Bali dari produksi pangan lokal Bal,” ujar birokrat asal Tabanan itu.

1bl-bn#1/4/2020

Beras sebagai pangan pokok masyarakat ketersediaannya dapat dipenuhi dari produksi Bali. Rata-rata kebutuhan beras di Bali dalam setahun sebanyak 485.558 ton, sedangkan kemampuan produksi lokal rata-rata dalam setahun 560.558 ton. Potensi ini membuat Bali memiliki surplus beras rata-rata sebesar 75.000 ton dalam setahun. Seiring dengan terus meningkatnya jumlah penduduk, maka kebutuhan beras akan terus meningkat. Bila kemampuan memproduksi beras tidak terjaga maka pada saatnya nanti bisa saja terjadi defisit beras. “Upaya-upaya antisipasi yang dapat dilakukan diantaranya adalah diversifikasi pangan dengan cara meningkatkan konsumsi pangan lokal sumber karbohidrat selain beras yang ketersediaannya cukup banyak dan dibudidayakan petani lokal,” tandasnya. eja/ama

Continue Reading
Advertisement