Connect with us

EKONOMI

Bagikan 2 Ribu Paket Sembako, Perkuat Produksi dan Kualitas Pertanian di Bali

Published

on

Denpasar, JARRAKPOS.com – Sekretaris Direktorat Jenderal Perkebunan (Sekditjen Perkebunan), Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian RI, Dr. Ir. Antarjo Dikin, M.Sc., mendorong pertanian utamanya perkebunan Bali mengarah pada konsep Agroforestry. Upaya itu diharapkan mampu meningkatkan daya saing dan kemampuan berproduksi untuk mengatasi berbagai kesulitan seperti halnya karena kemarau, termasuk dalan kondisi pandemi Covid-19 saat ini.

1bl#ik#13/8/2020

Ditegaskannya, petani/pekebun sangat merasakan dampak karena produksi yang dihasilkan tidak bisa terserap pasar dengan baik. “Di sini saya melihat yang konsepnya sudah mengikuti internasional yang namanya Agroforestry. Kehidupan pertanian terus bisa bergerak dan berkelanjutan,” ujar Sekdikjet Perkebunan, Antarjo Dikin saat penyerahan bantuan paket Sembako secara simbolis kepada petani/pekebun di Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Bali, Kamis (27/8/2020).

Dijelaskan dalam kondisi seperti saat ini sektor pertanian dihadapkan pada beragam kondisi sulit, selain karena kekeringan juga akibat dampak pandeni Covid-19 karena petani/pekebun utamanya buruh tani/pekebun sangat menggantungkan hidupnya pada produktivitas lahan yang digarap. Menurunnya potensi ekspor komoditi pertanian saat ini tentu membuat petani di Bali lesu. Diharapkan dengan sisa anggaran yang dialokasikan untuk petani/pekebun untuk masyarakat terdapak Covid-19 mampun meringankan beban para petani dan buruh tani/pekebun.

1bl#ik-8/8/2020

Sekdikjet Perkebunan, Antarjo Dikin menegaskan melalui berbagi bantuan pusat yang diarahkan kepada petani/pekebun dapat terus menguatkan potensi produksi. Bantuan bibit berkualitas termasuk pupuk dan bantuan alat produksi yang diberikan diharapkan mendukung penuh kualitas pertanian/perkebunan Bali. Pengalaman ini juga diharapkan menjadi momentun bagi para petani untuk terus meningkatkan kualitas produksi. Mengarah ke organik serta didukung pemerintah daerah untuk meningkatkan serapan hasil produksi termasuk untuk ekspor.

“Kita harus terus mempertahankan mutu, sebagai jaminan supaya negara lain tidak ragu membeli produk Indonesia. Seperti di Bali, saya melihat alamnya bagus dan komitmen petaninya bagus untuk menjaga lingkungan. Produk-produk pertanian Bali paling tidak kalau hotel buka, misal untuk selamat datang tamu dikasi seperti jeruk atau salak Bali. Jadi orang mengenal sekaligus merasakan buah-buah dari sini termasuk kopi dan coklat. Setelah merasakan dia kangen pingin membeli,” ungkapnya.

1th-ik#19/7/2020

Dijelaskan pula , secara nasional komoditi perkebunan mengalami penurunan serapan khususnya untuk ekspor seperti halnya cengkeh di Bali. Menjawab kondisi ini tentu harapan terbangunnya Agroforestry secara menyeluruh di Bali mampu meningkatkan ketahanan produksi saat komoditi andalannya lemah diserap pasar. Petani/pekebun dihimbau membangun manajemen pengelolaan lahan dengan baik agar mampu bertahan dalam kondisi sulit seperti halnya karena faktor cuaca maupun musibah seperti pandemi Covid-19 yang melanda dunia saat ini.

Pada kesemptan tersebut Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali, Ir. Ida Bagus Wisnuardhana M.Si., menyampaikan apresiasi kepada Kementerian Pertanian atas segala bantuan yang diberikan untuk masyarakat khsusunya bagi petani/pekebun di Bali. Termasuk bantuan paket Sembako bagi 500 KK petani/pekebun yang diserahkan kali ini untuk dialokasikan di Kabupaten Buleleng, Karangasem dan Bangli. “Atas nama pemerintah provinsi Bali saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dirjen Perkebunan atas kepeduliannya mengalokasikan paket bantuan pangan kepada petani/pekebun terdampak Covid-19 di Bali,” ucapnya.

Advertisement

1th-ik#1/1/2020

Dilaporlkan pula dalam kegiatan tersebut di Bali tercatat ada 400 ribu lebih KK tani, dan sebanyak 99 ribu diantaranya tergolong petani penggarap dan buruh tani yang paling merasakan dampak akibat pandemi Covid-19. Berbagai upaya telah dilakukan dalam membantu petani/pekebun untuk mengatasi kesulitan yang dihadapi.

“Kami telah melakukan refocusing kegiatan dengan sistem padat karya, bantuan dan fasilitasi petani dalam penyediaan sarana produksi dan KUR serta mengintensifkan asuransi pertanian. Kami juga memfasilitasi pemasaran hasil melalui program Pasar Gotong Royong Krama Bali serta membeli produk petani khususnya sayuran dan membagikan secara gratis kepada yang membutuhkan dari Dana Dekon Ditjen Hortikultura. Termasuk membagi paket Sembako kepada PPL kontrak dan petani sebanyak 2.000 paket, Dana Kementerian Pertanian melalui BPTP Bali,” ungkap Wisnuardhana. eja/ama

Continue Reading
Advertisement