Connect with us

EKONOMI

Antisipasi Pemasan Global, Distan Pangan Bali Siapkan Mitigasi dan Adaptasi Dampak Perubahan Iklim

Published

on

Tabanan, JARRAKPOS.com – Didukung bantuan Dana Dekonsentrasi dari Dirjen Perkebunan, Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distan Pangan) Provinsi Bali kembali melaksanakan upaya mitigasi dan adaptasi dampak perubahan iklim yang kali ini dilaksanakan di Subak Abian Yeh Panes, Desa Kebon Padangan, Pupuan, Kabupaten Tabanan. Program ini dilaksanakan untuk menyikapi pesatnya pembangunan industri, praktek-praktek perusakan hutan dan penerapan cara berusahatani yang kurang memperhatikan dampak lingkungan.

1bl#ik-8/9/2020

Kadis Pertanian dan Perkebunan Provinsi Bali, Ir. Ida Bagus Wisnuardhan, M.Si., mengatakan beberapa hal tersebut yang menyebabkan terjadinya pemanasan global dan anomali iklim. “Mitigasi iklim dimaksudkan untuk melakukan upaya-upaya pencegahan terjadinya anomali iklim, sedangkan adaptasi dimaksudkan melakukan penyesuian usaha menghadapi anomali iklim. Mitigasi dan adaptasi harus dilakukan bersama-sama untuk mencegah kejadian anomali iklim dan sekaligus menyesuaikan usaha atas sudah terjadinya anomali iklim,” terang Wisnuardhana, saat sosialisasi program di subak setempat, Selasa (8/9/2020).

Dijelaskan, program bantuan tersebut dilaksanakan untuk sub sektor perkebunan dengan komoditi tanaman keras seperti kopi, kakao dan cengkeh. Umumnya ditanam di daerah hulu dan pada lahan dengan topografi miring sehingga cukup rentan terhadap pengaruh anomali iklim dan sekaligus dapat sebagai pemicu terjadinya anomali iklim. Untuk itu diperlukan pembinaan dan pendampingan yang lebih intensif pada kelompok-kelompok tani perkebunan atau subak-subak abian. “Pilot proyek pelaksanaan mitigasi dan adaptasi dampak perubahan iklim sub sektor perkebunan pada tahun 2020 ini dilaksanakan di Subak Abian Yeh Panes, Desa Kebon Padangan, Pupuan, Tabanan. Sejak dua tahun lalu dilaksanakan berurutan di Kabupaten Bangli, kali ini di Tabanan,” terangnya.

1bl#bn-28/8/2020

Pilot proyek dilakukan dengan memberikan pelatihan dan sekaligus memberikan paket bantuan yang diperlukan agar anggota Subak Abian Yeh Panes yang banyak mengusahakan tanaman kopi dapat memperaktekan langsung teknologi mitigasi dan adaptasi perubahan iklim. Paket bantuan yang diberikan berupa bangunan embung penampung air volume 250 M3 lengkap dengan instalasinya termasuk pompa air. Ternak kambing sebanyak 25 ekor dengan kandang koloni. Dilengkapi alat pembuat lubang biopori, alat pengolah pupuk berbahan baku limbah kambing beserta bangunannya dan tambahan biaya pembuatan rorak pencegah erosi dan bantuan peralatan lainnya.

“Total anggaran yang besumber dari Dana Dekonsentrasi Dirjen Perkebunan tahun 2020 sebesar Rp 358.380.000, berupa program padat karya. Pilot proyek berupa demplot dan pelatihan anggota subak abian ditekankan pada bagaimana melaksanakan usahatani dengan memperhatikan kaedah-kaedah pelestarian lingkungan,” jelasnya. Perkebun juga diarahkan membuat terasering pada lahan usaha tani untuk menghindari erosi. Didukung pembuatan embung penampungan air permukaan saat musim hujan sekaligus mengendalikan banjir. Cadangan air yang tersedi dimamfaatkan untuk irigasi saat musim kemarau. Begitu halnya dengan pembuatan rorak-rorak dan biopori untuk menahan air hujan dan menambah cadangan air tanah. Dengan bantuan ternak kambinh, pekebun juga diharapkan mampu mengolah limbah kambing menjadi pupuk organik padat dan cair untuk memupuk tanaman sehingga tidak lagi menggunakan pupuk kimia.

1bl#bn-29/8/2020

Didukung praktek-praktek usaha tani terintegrasi ramah lingkungan ini perkebunan diarahkan mengintegrasikan peternakan kambing dengan budidaya kopi. “Harapan dari pelaksanaan demplot ini akan dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petani untuk penerapan teknologi budidaya sesuai rekomendasi dan sekaligus menerapkan program mitigasi dan adaptasi perubahan iklim. Diharapkan juga melalui demplot ini dapat sebagai contoh dan ditiru oleh subak-subak lain disekitarnya,” harapnya.

Pada kegiatan sosialisasi program yang dihadiri langsung Direktur Perlindungan Perkebunan, Kementerian Pertanaian, Ardi Praptono dan pihak dari BMKG Bali, birokrat asal Tabanan itu juga menyanpaikam bahwa program ini searah dengan implementasi visi ‘Nangun Sat Kerthi Loka Bali’ yang menekankan pada penyucian dan menjaga keharmonisan jagat (alam) Bali untuk kesejahteraan bersama khususnya dalam mewujudkan Wana Kertih. “Progran ketiga kalinya ini dinilai bagus oleh Direktur Perlindungan Perkebunan, Kementerian Pertanaian, Ardi Praptono. Tahun ini sebenarnya kita dapat lebih namun karena terpaut anggaran tahun 2020 kita dapat satu dan harapannya di tahun 2021 bisa lebih banyak,” tutup Wisnuardhana. eja/ama

Advertisement
Continue Reading
Advertisement