Connect with us

PARIWISATA

APBD Badung Defisit, Sampai Tak Mampu Ikut Partisipasi Dana BBTF

Published

on


Denpasar, JARRAKPOS.com – Imbas defisitnya APBD Kabupaten Badung efeknya harus memangkas anggaran pariwisata. Bahkan sampai tidak mampu ikut partisipasi anggaran BBTF (Bali Biyond And Travel Fair) 2019, padahal PAD dari sektor pariwisata meraup pajak tertinggi di Bali. Ketua Depeta Asita Bali, Komang Takuaki Banuartha menuding pemangkasan anggaran pariwisata ini sangat tidak masuk akal. Pasalnya, pendapatan utama dari Kabupaten Badung berasal dari sektor pariwisata, apalagi selama ini pembangunan villa dan restoran semakin bertambah, otomatis PHR nya juga meningkat.

1b#Ik-24/7/2019

Ia melanjutkan, Pemkab Badung harus lebih bijak lagi mengambil keputusan, sebab banyak hal yang bisa dievaluasi, sehingga setelah melakukan evaluasi tidak lagi harus memangkas anggaran promosi pariwisata. Karena banyak hal yang masih bisa dilakukan bersama dengan pelaku pariwisata, seperti BBTF, dimana event yang berskala international berhasil mendatangkan buyer dari luar negeri untuk mempromosikan Bali. “BBTF merupakan sarana terbaik untuk mempromosikan pariwisata di Kabupaten Badung, gak usah kita sampe keluar negeri mempromosikan pariwisata Badung, cuma menghabiskan anggaran saja,” ucapnya Banuartha ketika ditemui di Sector Bar Sanur, Denpasar, Sabtu (20/7/2019).

Baca juga : APBD Badung Defisit, Anggaran Promosi Pariwisata Dipangkas

Menurutnya, BBTF merupakan sebuah wadah promosi pariwisata yang cukup murah dan praktis. Hanya saja respon dari Pemkab Badung sangat kurang, padahal BBTF merupakan suatu event besar sebagai peluang pelaku pariwisata mempromosikan produknya, sehingga peran pemerintah disini sangat diperlukan sekali. Ketika promosi tersebut berhasil otomatis Pemkab Badung juga mendapatkan keuntungan dari PHR-nya, sehingga pihaknya sangat berharap event BBTF tahun 2020 Pemkab Badung bisa ikut mendukungnya secara financial sebagai ajang mempromosikan pariwisata daerahnya. “Kita tahu Badung menghasilkan PHR tertinggi di Bali, sehingga kita memerlukan kolaborasi pemerintah perlu ditingkatkan lagi ke depannya,” ucapnya.

1b#Ik-21/7/2019

Lebih lanjut Banuartha mengatakan, akibat dipangkasnya anggaran dana pariwisata Badung menyebabkan dampak promosi pariwisata pada event-event tertentu menjadi berkurang karena dana promosi dipangkas. “Masih ada cara lain, daripada harus pergi keluar negeri yang membutuhkan biaya besar belum lagi biaya sewa both disana, ditambah lagi biaya tiket pesawat peserta. Kalau bisa biaya pergi keluar negeri untuk mempromosikan pariwisata dipangkas, lebih baik kita sering membuat event pariwisata di Bali,” tuturnya. tra/ama

Advertisement