Connect with us

NEWS

Made Urip Ingatkan Pemahaman Ngaben di Desa Pakraman Cau

Published

on

TABANAN, JARRAK POS – Ketua DPP PDI Perjuangan Made Urip kembali mengingatkan makna upacara pengabenan ditengah-tengah masyarakat dengan mensupport penuh kegiatan Dharma Wacana yang digelar di Desa Pakraman Cau, Desa Tua, Kecamatan Marga, Tabanan, Rabu (21/2/2018). Dharma Wacana dengan tema “Nganinin Indik Upacara Atiwa-Tiwa atau Upacara Pengabenan” ini mendatangkan langsung narasumber Ida Pedanda Gede Mandara Putra Kekeran dari Griya Blahkiuh, Desa Abiansemal, Mengwi, Badung.

Mengingat makna pengabenan sangat penting dipahami oleh seluruh masyarakat yang ada, khususnya di desa pakraman. Karena itulah, Ketua DPP PDI Perjuangan yang juga Anggota Komisi Empat DPR RI empat periode yang sangat rajin turun membantu masyarakat itu, ikut mendorong pemahaman pelaksanaan upacara ngaben tersebut di tengah-tengah masyarakat dengan mendatangkan Ida Pedanda Gede Mandara Putra Kekeran yang saat Walaka dikenal Ida Bagus Sudarsana.

Menurut Sekretaris Bendesa Pakraman Cau I Wayan Suendha, pelaksanaan Dharma Wacana ini digelar memang berdasarkan hasil dari paruman desa adat yang memutuskan setiap ada yang meninggal di Desa Pakraman Cau tidak boleh lagi dikubur dan harus dibakar. Untuk itu bersama masyarakat mencari narasumber untuk memberikan pencerahan dan langsung disupport dan dimotivasi oleh tokoh masyarakat seperti Made Urip yang sangat berjasa memberikan bantuan kepada masyarakat. “Kita didukung penuh oleh Pak Made Urip selaku tokoh masyarakat di Desa Pakraman Cau,” ujarnya.

Hal senada disampaikan Perbekel Desa Tua Made Mudastra, SE yang juga sangat mendukung program ini, karena dapat menambah pemahaman masyarakat. Apalagi upacara ngaben di Bali biasanya memerlukan biaya yang besar, padahal ada tingkatan kualitas yang menyesuaikan kemampuan masyarakat. “Jadi tingkatan pengabenan itu tidak berdasarkan kuantitas, namun menyesuaikan kemampuan masing-masing yang menjadi pokok dharmawacana ini. Diharapkan masyarakat agar tidak mule keto dan ikuti apa yang disampaikan Ida Pedanda Gede Mandara Putra Kekeran sebagai narasumber,” tandasnya.

Advertisement

Sementara itu, salah satu Warga Desa Pakraman Tua I Wayan Suwena didampingi Sekretaris PAC PDIP Kecamatan Marga I Gede Oka Winaya mengaku mewakili masyarakat Pakraman Cau menyambut sangat antusias Dharma Wacana ini, karena dengan adanya Dharmawacana ini menambah pemahaman warga desa pakraman. Apalagi dari dulu sangat awam dengan upacara pengabenan ini, sehingga masyarakat juga termotivasi dengan pencerahan seperti ini dan dapat meningkatkan pemahaman Krama Desa Pakraman Cau. Selain itu, kegiatan ini juga didukung penuh oleh Made Urip yang menjadi teladan dan contoh masyarakat Cau, karena telah banyak memberikan support dan semangat lewat bantuan moril maupun materiil. “Kita ucapkan terimakasih atas bantuan Pak Urip selama ini,” bebernya.

Pada kesempatan itu, Ida Pedanda Gede Mandara Putra Kekeran menegaskan upacara pengabenan atau atiwa-tiwa memang disesuaikan dengan kemampuan sesuai tingkatan nista, madya dan utawa agar lebih dipahami oleh masyarakat. Saat Dharma Wacana itu juga disebutkan upacara ngaben ini prosesnya dibagi empat tingkat, yakni atiwa-tiwa selanjutnya pengabenan baru penyekahan dan munggahan di merajan atau mule pati. Menurut sastra juga ada disebutkan ngaben ngerit atau ngaben dengan biaya irit. Apalagi zaman sekarang kondisinya hampir sama dengan tahun 1969 saat paceklik, namun bedanya paceklik sekarang tidak kelihatan.

Sebagai penutup Dharma Wacana Made Urip juga menyerahkan bantuan untuk Sekehe Gong di Desa Pakraman Cau dan dana tali kasih lainnya. eja/tra/ama

Advertisement
Continue Reading
Advertisement
Click to comment

Warning: Undefined variable $user_ID in /home/jarrakpos/public_html/wp-content/themes/zox-news/comments.php on line 49

You must be logged in to post a comment Login

Leave a Reply