Connect with us

PARIWISATA

Festival Omed-omedan, Tradisi “Ciuman” Unik Muda-Mudi Sesetan

Redaksi Jarrakpos

Published

on


DENPASAR, JARRAK POS – Ada yang menarik dari Muda-Mudi Banjar Kaja Sesetan seusai melakukan Hari Raya Nyepi, pada saat Ngembak Geni, Hiruk pikuk muda-mudi Banjar Kaja Sesetan sangat riuh saat mengikuti acara Omed-omedan, pasalnya kedua muda-mudi saling berhadapan dan saling tarik menarik disertai dengan “ciuman”.

“Festival Omed-omedan ini merupakan kegiatan rutin tradisi sehari setelah Nyepi atau pada saat Ngembak Geni, di Banjar Kaja Sesetan. Dalam acara itu kami juga menyelenggarakan menyajikan sajian makanan masyarakat setempat,” kata seorang maestro Omed-omedan, Banjar Kaja, Desa Sesetan, IGN Oka Putra, di Denpasar, Kamis (15/3/2018).

Ia mengatakan, dengan terus berkembangnya zaman, tradisi budaya itu dikemas lebih terarah dan diatur pihak penyelenggara sehingga menjadi daya tarik bagi sektor pariwisata. Dalam budaya dan agama Hindu Bali, peran dan keberadaan banjar alias dusun, sangat penting. “Walaupun demikian, tradisi budaya ini wajib dilakukan banjar kami setiap tahun, karena tradisi atau budaya ini ada kaitannya dengan ritual keagamaan,” ujarnya.

Acara yang dimulai, mulai pukul 15.30 WITA hingga pukul 20.00 WITA diakuinya waktu tersebut diperpanjang. “Jadi kami mohon permakluman kepada masyarakat dan pemerintah Kota Denpasar yang akan melewati wilayah Jalan Sesetan akan terganggu karena ada penutupan jalan itu,” ucapnya.

Advertisement

Jalan Sesetan menjadi salah satu jalan penting yang menghubungkan Denpasar dengan kawasan Sanur-Benoa-Nusa Dua, atau bisa juga ke kawasan Kuta, di Kabupaten Badung. Tradisi Omed-omedan melibatkan sekaa teruna teruni (pemuda-pemudi) yang berumur 17 hingga 30 tahun dan belum menikah. Jika jumlah pasangan laki-laki dan perempuannya tidak pas, maka panitia yang juga berasal dari Banjar Kaja Sesetan, mencari-cari calon pasangannya dari rumah ke rumah.

Prosesi omed-omedan dimulai dengan persembahyangan bersama di pura banjar untuk memohon keselamatan. Kemudian laki-laki dan perempuan akan dipisah menjadi dua kelompok yang nantinya satu per satu mereka akan di arak atau digotong kelompok masing-masing, dan kemudian akan saling merangkul hingga berciuman, setelah itu dalam beberapa detik mereka akan diguyur air saat berangkulan itu.

Suasananya menjadi sangat meriah, apalagi jika pasangan yang digotong itu terkenal di antara khalayak atau bertingkah laku yang lucu dan memancing gelak tawa. Siraman air dari ember-ember kontan membasahi mereka dan juga orang-orang yang menggotong mereka. tra/ama

Advertisement
Continue Reading
Advertisement
Click to comment

Warning: Undefined variable $user_ID in /home/jarrakpos/public_html/wp-content/themes/zox-news/comments.php on line 49

You must be logged in to post a comment Login

Leave a Reply