Connect with us

Sumatera Utara

Karena Uang, Tokoh Pemekaran Kec. Tantom Tenggelam Tanpa Dikenang ?

Published

on

Tapsel, (JarrakPos)- Dua Tokoh Pejuang Pemekaran Kecamatan Tantom Angkola (Imran Zento Lumban Tobing dan Gontinus Siahaan ) ditengarai tergerus tanpa dikenang dari ingatan warga Tantom yang saat ini tinggal mencicipi hasil perjuangan mereka.

Bahkan ada orang yang juga diduga membelotkan sejarah terbentuknya Kecamatan Tantom Angkola dengan mempolitisasi issu tokoh pemekaran untuk meng-iklan-an dirinya sebagai tokoh pemekaran demi simpati masyarakat dalam mendapatkan suara pada Pemilu Legislatif 2024.

Beruntung wartawan mencoba melakukan pendalaman kepada salah seorang tokoh yang langsung menerima SK Pemekaran Kecamatan Tantom Angkola dari Gubernur Sumatera Utara yakni Gontinus Siahaan.

Gontinus Siahaan merupakan warga asli Tantom Angkola dan pensiunan pegawai BRI, diusianya yang kini menjelang senja diperkirakan sudah memasuki usia 70-an , dia membuka cerita asal muasal gagasan dibentuknya Kecamatan Tantom Angkola.

Advertisement

Kepada wartawan, Gontinus Siahaan menjelaskan bahwa asal mula muncul gagasan / ide untuk memekarkan Kecamatan Tantom Angkola Terinspirasi dari terbentuknya kecamatan Sayurmatinggi.

Di benak beliau sempat menanyakan kenapa Sayurmatinggi bisa dimekarkan sementara Tan Tom tidak, dari segi kemampuan lebih mampu lagi Tan Tom, cuma pada zaman Belanda Tantom di bawah Huria Sayurmatinggi.

Lanjutnya, secara kebetulan pada tanggal 17 Agustus 2009 beliau ikut menjadi anggota Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) di Sayurmatinggi bersama Huria Sayurmatinggi Sutan Naposo. Kemudian dalam pembentukan Panitia HUT RI dirinya ditunjuk mengkoordinir Budaya Batak Toba dan Sipirok, saat itu yang seni dipersembahkan dari Tapanuli Utara adalah Tari Tor-tor dan Martumbak.

Untuk mensukseskan seni budaya Batak tersebut kaum ibu dilibatkan dengan mengundang perwakilan desa se-Tano Tombangan, secara kebetulan ibu kandung daripada salah seorang putra terbaik Tantom yakni Jenderal Polisi Tahi Silitonga ikut dan Gontinus memanfaatkan waktu tersebut dengan menyempatkan bicara dengan ibu kandung sang Jenderal tersebut.

Advertisement

Dan meminta ibu tersebut menciptakan sebuah lagu bertemakan menggugah masyarakat Tantom baik yang berada di Tantom, di luar Tantom bahkan masyarakat Tantom yang diperantau agar terpanggil untuk memekarkan Tantom menjadi sebuah kecamatan yang berdiri sendiri.

“inang tolong dibuat lagu yang isinya “Kenapa Tantom tidak bisa jadi Kecamatan”, demikian diceritakannya.

Menurut Gontinus yang dijumpai wartawan dalam keadaan terbaring sakit, dari situlah mulai bergerak seluruh elemen masyarakat dan pada saat itu dibentuklah Panitia Pemekaran dengan mengundang kepala desa se-Tantom untuk kumpul di desa Panabari dengan menunjuk Gontinus Siahaan sebagai Ketua Tim Pemekaran Kec. Tantom.

Pendek cerita Gontinus mengaku tanpa dukungan Imran Zento Lumban Tobing mustahil tujuan pemekaran tersebut tercapai, karena pada saat itu cuma Zento satu-satunya anggota DPRD Tapsel yang berasal Tantom sebagai putra daerah asli.

Advertisement

“Kalau tanpa dia atau kalau tidak ada dewan bagaimana mungkin pemekaran kecamatan terbentuk. Jadi dewan dari sinilah yang menampung gagasan atau aspirasi masyarakat untuk melakukan pemekaran kecamatan.

Melalui fungsi sebagai dewan Zento menyuarakan usulan Pemekaran Tantom tersebut kepada Bupati yang saat itu dijabat oleh Ongku Parmonangan Hasibuan. Meski saat itu sedikit mendapat rintangan dari Bupati namun semangat Zento tak pudar , dia terus memperjuangkannya bahkan bersitegang dengan bupati.

Selain ke Bupati perjuangan Gontinus dan Zento juga mencari jalur pejabat lainnya seperti mantan Ketua DPRD Tapsel (Bachrum Harahap). Oleh Bachrum Harahap Tim direkomendasikan untuk menjumpai salah seorang Anggota DPRD Provinsi Sumatera Utara yakni Syahrul Pasaribu.
Karena menurut Gontinus sebagai salah satu syarat terjadinya pemekaran kecamatan harus ada dukungan dari Pemerintah Provinsi.

Dengan biaya sendiri tim yang saat itu terdiri dari Imran Zento Lumbang Tobing, Gontinus Siahaan, Mansa Siahaan (Anggota BPK RI dari Jakarta), Awal Sibarani berangkat ke Medan untuk menjumpai Gubernur Samsul Arifin. Tak lupa ternyata mantan Kepala Desa Purbatua Pandapotan Simanjuttak sudah menanti di Medan.

Advertisement

Namun saat itu Gubernur sedang berobat ke India, sehingga Tim terpaksa harus menginap.

Dalam penantian 2 hari di Medan, perantau yang ada di Jakarta sempat bertanya-tanya apakah pemekaran ini jadi atau hanya sebatas main-main saja yang menjadi beban buat Gontinus dan Zento. Perasaan cemas-cemas harap pun menghantui tim, karena sebelumnya Zento dan Gontinus sudah bolak-bolik ke Jakarta menjumpai perantau asal Tantom untuk mendukung terwujudnya pemekaran Tantom.

Selain perantau dari Jakarta, ternyata salah seorang pegawai kantor Gubernur bermarga Ritonga juga sempat menanyakan kenapalah harus repot-repot kalian mengurusi Tantom itu?

Lantas Gontinus menjawab kalaulah ini tidak jadi maka yang menanggung malu adalah Gontinus dan Zento dikarenakan mereka berdua sudah sempat menjanjikan kepada masyarakat Tantom kalau dalam pelaksanaan Pesta Rakyat yang waktunya sudah kepepet merupakan momentum Syukuran terbentuknya Kecamatan Tantom Angkola.

Advertisement

Dalam perasaan kaget bercampur gembira pada pagi di hari kedua penantian di Medan, tiba-tiba Syahrul Pasaribu muncul menghampiri tim menanyakan dimana orang-orang Tantom , dimana yang namanya Zento, yang kemudian membawa tim untuk menjumpai Sekdaprovsu, R.E. Nainggolan.

Selain Tantom ternyata Sekdaprovsu perpanjangan tangan Gubernur Sumatera Utara akhirnya menandatangani SK Pembentukan Kecamatan baru yang bernama Kecamatan Tantom Angkola dan Kec. Muara Batangtoru.

Sebelumnya, R.E. Nainggolan sempat bercengkrama dengan tim menggunakan bahasa Batak dan menceritakan bahwa R.E. Nainggolan telah mengenal Tantom karena sempat datang ke Tapsel untuk mengadakan pesta di Huta Tonga.

Lantas R.E. menyebutkan “bagus-bagus kalian buat ya, sama mu lah saya berikan ya karena andalah yang paling tua saya lihat”, sebut R.E. Nainggolan kepada Gontinus Siahaan.

Advertisement

Di saat menerima SK Pembentukan Kecamatan Tantom Angkola tersebut, Gontinus Siahaan tak hilang akal, dalam resepsi makan Gontinus menyempatkan diri meng Copi SK Pemekaran Kecamatan Tantom Angkola yang asli tersebut dan membawanya pulang ke Tantom .

Dalam waktu yang begitu singkat perjuangan secara marathon tersebut oleh Zento, SK Pemekaran tersebut dibawa ke Bupati dan DPRD untuk di Paripurnakan yang menandakan kalau Kec. Tantom Angkola sah atau resmi terbentuk.

Cerita Gontinus, sebelumnya untuk meyakinkan para perantau yang ada di Jabotabek, Bupati Tapsel Ongku P. Hasibuan diundang ke Jakarta ditandai dengan pemberian Ulos Batak sebagai pertanda bahwa beliau setuju terwujudnya Pembentukan Kecamatan Tantom Angkola.

Kemudian setelah diparipurnakan yang dengan bangganya seminggu setelah penerimaan SK tersebut, dibentuklah Panitia Syukuran sejenis pesta rakyat.

Advertisement

Saat itu yang terpilih sebagai panitia Syukuran Pemekaran Kec. Tantom Angkola adalah Karisos Limbong , jelas Gontinus.
Menurut Gontinus, Karisos Limbong hanyalah panitia Syukuran sedangkan yang juga paling berjasa disini adalah Zento , namun karena Zento tidak pandai menonjolkan setiap kebaikannya akhirnya membuat dirinya dilupakan orang.

“Inilah kelemahan si Zento ini, tak pandai mengumbar apa yang sudah diperbuatnya, yang penting baginya kalau sudah jadi mekar yah sudahlah tak perlu lagi dikenang-kenang itu”, tegas Gontinus.

Padahal kata Gontinus, seharusnya masyarakat Tantom Angkola tidak boleh melupakan jasa-jasanya si Zento, jangan karena dia tidak dewan dan kondisi keuangannya yang sekarang tidak lagi seperti dulu , masyarakat seenaknya melupakan perjuangan yang sudah dibuatnya.

“Jangan lupakan sejarah meski hanya secuil pengabdian”, tegasnya. *(Ali Imran).

Advertisement
Continue Reading
Advertisement
Click to comment

Warning: Undefined variable $user_ID in /home/jarrakpos/public_html/wp-content/themes/zox-news/comments.php on line 49

You must be logged in to post a comment Login

Leave a Reply