Connect with us

DAERAH

Gita Bhaskara Etnik, Bangkitkan Mandolin Pupuan Nyaris Punah

Published

on

TABANAN, JARRAK POS – Mandolin adalah alat musik asli Cina yang dibawa oleh seorang warga Tionghoa ke Desa Pupuan, Kecamatan Pupuan, Tabanan. Oleh warga Tionghoa yang juga teman dari I Ketut Lastra , alat music Mandolin ini ditinggalkan di Pupuan pada tahun 1930 masa penjajahan Jepang.

Keberadaan alam music petik jenis kecapi dengan 12 nada itu nyaris punah. Namun berkat kegigihan warga Pupuan, alat musik mandolin yang berasal dari kata Mandarin itu kemudian direkonstruksi pada tahun 2010.

Dengan memodifikasi dari 12 nada menjadi 21 nada Mandolin kemudian dikolaborasikan dengan gitar, bass, suling, perkusi jimbe, perkusi chimes. Akhirnya keturunan Pan Sekar ( I Ketut Lastra – almarhum ) membentu group musik mandolin yang awalnya bernama Bungsil Gading.

Pementasan Bungsil Gading ternyata memikat hati dari Manajer E- Productinon Ngurah Manik. Saat menghadiri prosesi pernikahan di Wihara di Pupuan pertengahan tahun 2017. “Saya sangat tertarik, dengan alunan music mandolin. Apalagi kombinasikan dengan gitar, bass , suling, jimbe , chimes,” jelas Ngurah Manik saat me-launching Gita Bahskara Etnik di Warung Be-Jawa, Rabu ( 14/ 2/2018).

Advertisement

Ia kemudian mengajak Bungsil Gading bergabung dengan E- production. Setelah melalui komunikasi yang panjang akhirnya kedua belah pihak sepakat untuk bekerjasama. “Kami kemudian sepakat mengganti nama Bungsil Gading dengan nama Gita Bhaskara Etnik,” tandas Manik. Lagu dengan judul Full Moon menjadi lagu pertama yang digarap dilanjutkan dengan penggarapan video klipnya. “Kami ingin Gita Bhaskara ini berkembang dan bisa menjadi duta budaya Tabanan,” tandasnya. Kedepanya, pihaknya berharap Gita Bhaskara bisa berbicara banyak di tingkat nasional maupun internasional.

Ditambahkan Manik, dimana pada group Gita Bhaskara ini yang menjadi ciri kahsnya adalah Mandolinnya. Dimana Mandolin tersebut hanya satu-satunya ada di Bali dan itu hanya ada di Pupuan, Tabanan. Diamana karena musik Mandolin ini bersifat klasik dan akan susah masuk ke tempat yang umum maka Mandolin ini diperpadukan dengan alat musik yang lain agar lebih modern dan bisa tampil dimana saja tapi tidak mengurangi ciri khas Mandolinnya. ” Dimana nantinya group ini yang ditonjolkan adalah Mandolin. Jadi kalau masyarakat mendengar Gus Teja maka orang akan mengenal suara sulingnya, kalau nantinya Gita Bhaskara maka orang akan mengenal suara Mandolinnya,” pungkasnya.

Hal senada juga diasmpaikan Ajik Kobar dari E-production yang juga menciptakan lagu lagu bagi Gita Bhaskara. Sejatinya E-production ingin mengangkat drajat music mandolin. Karena dari setiap pementasan setiap PKB ( Pesta Kesenian Bali ) di tingkat kabupaten Madolin dimainkan didorong dengan gerobak. “Padahal potensi yang luar biasa ada di dalam music mandolin dan para senimanya,” tandas Ajik Kobar.

Ajik Kobar menambahkan, musik Mandolin ini tidak hanya khusus untuk instrumental saja namun juga bisa dipakai mengiringi vokal. Untuk itu pihaknya akan membuat mini album untuk Gita Bhaskara. Selain itu juga pihaknya akan membuat lagu tentang Tabanan lewat Gita Bhaskara ini yang diiringi oleh musik Mandolin ini. ” Tindak lanjutnya nanti kita akan buatkan mini album untuk Gita Bhaskara, mudah-mudahan pertengahan tahun ini sudah kelar,” tambahnya.

Advertisement

Sementara itu I Gede Made Wiartawan pimpinan Gita Bhaskara mengatakan pasca meninggalnya I Ketut Lastra pada tahun 1991, Madolin nyaris punah. Atas kekhawatiran tersebut ia kemudian bersama Made Artana dan generasi muda setempat merekonstruksi Mandolin pada tahun 2010. “Selama enam bulan kami merekonsruksi Mandolin. Dengan memodifikasi Mandolin akhirnya terbentuk group Bungsil Gading,” terangnya.

Gayung bersambut setelah bertemu dengan E-Production akhirnya sepakat bekerjasama membesarkan Bungsil Gading dengan merubah namanya menjadi Gita Bhaskara. I Made Artana selaku arrangement pada lagu Full Moon mengatakan lagu itu menggambarkan kegembiraan suasana di desa pada malam hari. “Waktu itu belum ada judul. Setelah bertemu dengan E-production, akhirnya diberi judul Full Moon,” terangnya. Keduanya mengucapkan terimakasih kepda E-production yang telah memberikan kesempatan berkejasama dan memperhatikan Mandolin yang nyaris punah tersebut.

Adapun personil dari Gita Bhaskara adalah, Dek Neng (Mandolin 1), Yan Sri (Mandolin 2), Yan Rus ( Mandolin 3), De Madu ( gitar), Sugik (bass), De Arta (perkusi-jimbe), Putik (perkusi-Chimes etc), Nato (suling), dan memakai 2 orang official equeipment Budi dan Edi.

Gita Bhaskara Etnik, berupaya memperkenalkan Mandolin ke pecinta musik sekaligus mengemas alat musik tersebut menjadi sebuah group musik yang profesional. Saat ini Fuul Moon merupakan single pertama yang dibuat untuk perkenalan Gita Bhaskara. Untuk selanjutnya Gita Bhaskara akan berkarya dan disiapkan untuk sebuah project Fuul Album. gga/ama

Advertisement
Continue Reading
Advertisement
Click to comment

Warning: Undefined variable $user_ID in /home/jarrakpos/public_html/wp-content/themes/zox-news/comments.php on line 49

You must be logged in to post a comment Login

Leave a Reply