Connect with us

EKONOMI

Gara-gara Packing House, Sayur dan Buah Asal Bali Gagal Diekspor ke Qatar

Published

on

Kadis Pertanian, Tanaman Pangan, Holtikultura dan Perkebunan Provinsi Bali Ida Bagus Wisnuardhana (kiri) bersama Ketua Umum Aspehorti Bali I Wayan Sugiarta.


DENPASAR, JARRAK POS – Adanya kerjasama antara Kementrian Pertanian Indonesia dengan Negara Katar membuka peluang ekspor sayur mayur dan buah-buahan puluhan ton per bulan. Untuk melakukan ekspor ke negata Qatar, Dinas Pertanian, Tanaman Pangan, Holtikultura dan Perkebunan Provinsi Bali digenjot untuk segera menyiapkan packing house yang terakreditasi. “Banyak permintaan produksi pertanian dari negara importir ke Indonesia salah satunya untuk produksi pertanian di Bali, namun hingga kini kita belum mampu menjawab permintaan tersebut karena belum memiliki packing house yang terakreditasi sebagai persyaratan ekspor ke luar negeri,” ungkap Kepala Dinas Pertanian, Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Bali Ir. Ida Bagus Wisnuardhana, M.Si di Denpasar, Rabu (31/1/2018).

Dijelaskan Asosiasi Pelaku Usaha Holtikultuta (Aspehorti) Bali telah difasilitasi Dinas Pertanian, Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan untuk segera melengkapi persyaratan ekspor buah keluar negeri yakni harus tersedianya packing house atau rumah pengepakan. Besarnya minat beberapa negara sahabat untuk mengimpor produksi pertanian dari Bali sudah didukung penuh Kadin dan Kementrian Pertanian RI. Saat ini packing house banyak dimiliki masyarakat di tingkat petani dibawah sub terminal agribisnis hanya saja belum ada yang diakreditasi sehingga gagal diekspor ke Qatar.

Mempersiapkan apa yang diperlukan, jenis, volume dan kapan diperlukan dari hasil kordinasi hanya ada pada hambatan belum tersedianya packing house sebagai persyaratan untuk bisa ekspor hasil-hasil pertanian keluar neger. Salah satu rumah pengemasan kelompok petani binaan yang direkomendasikan berada di Candi Kuning, Kabupaten Tabanan, sehingga pihaknya melakukan fasilitasi kelengkapan agar layak menjadi packing house untuk komoditi ekspok sesuai yang distandarisasi negara importir. “Kalau kita anggap layak sedapat mungkin akan difasilitasi apa yang kurang lalu turunkan tim dari otoritas kompeten keamanan pangan daerah untuk melaksanakan akreditasi,” jelasnya.

Advertisement

Dalam kesempatan yang sama, Ketua Umum Aspehorti Bali I Wayan Sugiarta menjelaskan, kesiapannya dari sisi produksi sayur mayur dan buah berdasarkan kuantitas dan kualitas sudah sangat siap menjawab permintaan negara importir. Hanya saja selama ini terkendala belum adanya packing house yang terakreditasi sehingga belum bisa melakukan pengiriman komoditi pertanian dari Bali keluar negeri. Sejatinya kesiapan ekspor mencapai 30 ton masing-masing 15 ton untuk sayur mayur dan buah-buahan yang sudah disesuaikan dengan kemampuan mengemas.

Diketahui terbukanya ekspor ke negara Katar sangat besar didukung penerbangan langsung ke negara tersebut tiga kali setiap hari. Sehingga hambatan satu-satunya ada di packing house, karena karantina sayur dan buah di bandara mensyaratkan pengiriman harus memenuhi standarisari yang harus dilakukan oleh packing house yang terakreditasi. “Kargo udara ke negara Katar sampai 3 kali dalam sehari, utulah kendala kita kemarin yang muncul packing house karena dari karantina sayur dan buhah di bandara mensyaraktan harus ada paking house yang terakreditasi,” papar Sugiarta.

Mengingat penjajakan sudah dilakukan dengan matang dan rencana pihak Katar menuju Bali pertengahan bulan Februari Aspehorti Bali didukung penuh Dinas Pertanian, Tanaman Pangan, Holtikultura dan Perkebunan Provinsi Bali terpaksa harus mengoptimalkan packing house yang sudah ada untuk menjawab kebutuhan ekspor ke negara Katar. Kedepan adanya beberapa permintaan produksi pertanian dari negara importir yang cukup besar pihaknya juga berencana akan membangun packing house baru agar keberlanjutan ekpor hasil pertanian Bali bisa terus ditingkatkan.

“Kalau nanti ada rencana membuat packing house yang terakreditasi khusus mungkin program tahun depan, tapi sekarang untuk bisa menjawab permintaan dari negara Katar dulu. Karena permintaan lainnya ada datang dari negara Belgia dan Rusia termasuk beberapa negara lainnya yang sudah melakukan penjajakan. Semua kendalanya di packing house karena kita dituntut mampu mengirim dan kondisi buah dan sayur saat diterima harus segar,” tambahnya. “Permintaanya sayur mayur, kentang, wortel dan tomat. Untuk buah seperti manggis, mangga dan rambutan. Memastikan ketersediaan komuditi untuk ekspor ini, Bali akan didukung hasil produksi dari Malang, Jawa Timur,” pungkasnya. kar/ama

Advertisement
Continue Reading
Advertisement
Click to comment

Warning: Undefined variable $user_ID in /home/jarrakpos/public_html/wp-content/themes/zox-news/comments.php on line 49

You must be logged in to post a comment Login

Leave a Reply