NEWS
Dewan Minta Telusuri Oknum Toko “Shopping” Pembeli Kepala Market Tiongkok

[socialpoll id=”2522805″]
Denpasar, JARRAKPOS.com – Pariwisata Bali mengalami goncangan dari oknum Pemilik Toko “Shopping” yang bekerjasama dengan travel agent penjual paket tour Tiongkok-Bali bernilai murah. Dengan menggunakan sistem beli per kepala, Pemilik Toko “Shopping” tersebut yang memberikan subsidi 145 -170 USD per orang kepada tamu yang masuk artshop. Bahkan hari ini subsidi salah satu toko “Shopping” jor-joran mensubsidi sampai dengan 200 USD per orang.
Ik-9/10/2018Kondisi itu memalukan, dibalik kepercayaan Bali sebagai tuan rumah International Monetary Fund (IMF) dan World Bank Group (WBG) 8-14 Oktober. “Apabila ini dibiarkan berlanjut tanpa ada penyelesaian secara tuntas, maka akan merusak citra Bali dan merugikan pelaku pariwisata,” kata Anggota Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Bali AA Ngurah Adhi Ardana di Denpasar, Senin (15/10/2018).
Baca juga :
https://jarrakpos.com/2018/10/11/miris-berkedok-shopping-pariwisata-bali-dijual-murah/
Hal itu disampaikan ketika menanggapi sejumlah pemberitaan cetak maupun online dan laporan praktek Toko “Shopping” yang menguasai wisatawan pasar Tiongkok. Ada indikasi toko tersebut, pemiliknya adalah warga Tiongkok yang menggunakan nomoni (menggunakan nama warga lokal). Bahkan pemilik toko tersebut memperkerjakan warga Tiongkok dan sebagian karyawannya yang tinggal dalam toko tersebut.

Ket foto : Yayasan Yeshua Home International membuka “Dompet Peduli Bencana” bantuan untuk korban gempa Palu dan Donggala.
Menurutnya, pangsa pasar Tiongkok besar, dimana negara komunis namun perekonomiannya telah menyerupai negara kapitalis. Untuk itu akan mempengaruhi kualitas wisatawan yang akan berlibur. “Bali sebaiknya mampu menjaring wisatawan yang bekelas (high end) tersebut, sehingga memberikan multiplayer efek bagi pelaku pariwisata Bali yang dominan mengandalkan sektor ini,” ungkapnya. Dengan penjualan paket murah itu (jual shopping) akan mempengaruhi minat wisatawan berkelas mengurungkan niatnya datang ke Bali, itu terbukti dari penuturan sejumlah pelaku wisatawan Bali yang mengalami penurunannya.
Baca :
Sementara ini, 10 negara dengan jumlah wisata mancangara terbanyak dalam periode Januari-Agustus 2018 datang ke Bali, peringkat pertama dari Tiongkok (138.243 jiwa), kedua Australia (105.492 jiwa) dan ketiga India (20.019). Sedangkan pada tahun 2017 Tiongkok (155.494 jiwa), kedua Australia (98.878 jiwa) dan ketiga India (20.846). Data itu yang menunjukkan wisatawan Tiongkok memiliki potensi yang cukup besar untuk ditata kembali sebagai penunjang dalam mencapai target kunjungan 20 juta orang pada tahun 2019.

Ik.22/9/2018
Ia Komisi II DPRD Bali membidangi pariwisata mengharapkan, pemerintah agar membuat regulasi yang kuat dan tegas sehingga kualitas pariwisata Bali tetap terjaga dengan baik sesuai dengan visi misi Gubernur Bali Wayan Koster “Nangun Sad Kertih Loka Bali”. Sekaligus memberikan perlindungan agar tidak ada perang harga sehingga bisnis pariwisata berjalan dengan baik. Aparat penegak hukum agar melakukan tindakan tegas menangkap para pelaku tersebut.
Baca juga :
Dalam pengungkapan masalah itu, aparat penegak hukum yang berwenang melakukan investigasi siapa dibalik penjual paket tour Bali-Tiongkok dijual murah. “Tertangkapnya pelaku ini lengkap dengan bukti-buktinya dapat diproses sesuai dengan tindakan hukum,” tegasnnya. Sementata itu, Ketua Komite Tiongkok DPP Asita Nasional Hery Sudiarto menambahkan, praktek ini telah berjalan sekitar dua hingga tiga tahun terakhir. Tahun ini bahkan semakin parah karena dijual dengan paket harga yang semakin murah.
Sebelumnya, paket wisata ke Bali dijual 999 RMB (Renin Bi) atau sekitar Rp2 juta. Belakangan ini, travel agent bahkan menjual lebih murah lagi. Mulai 777 RMB atau sekitar Rp 1,5 juta, turun lagi menjadi 499 RMB atau sekitar Rp 1 juta, bahkan sudah sampai 299 RMB sekitar Rp 600 ribu. Harga tersebut sudah termasuk tiket pesawat pulang pergi, makan dan hotel untuk 5 hari 4 malam. “Coba bayangkan, dengan Rp 600 ribu bisa dapat tiket ke Bali dan balik lagi ke Tiongkok. Dapat makan dan hotel selama 5 hari 4 malam, tranportasi maupun pramuwisata. Jadi kualitasnya seperti apa,” ungkapnya.
Baca juga :
Kebranian oknum itu menjual murah karena ada pengusaha membangun usaha Toko “Shopping” di Bali yang jumlahnya cukup banyak. Pengusaha toko inilah yang mensubsidi kedatangan wisatawan ke Bali dengan biaya murah tersebut. aya/ama
Pingback: Mimih, Bali Terima Paket Wisatawan Tiongkok Seharga Rp198 Ribu - Bersama Membangun Bangsa